Story My Love Story My Life


RHIE JUVENISME BANK 
Jl. Yos Sudarso 1 Kaltim
Indonesia, INA +62

, Miss Ananda Nur Ysf

Perum Apt Pranoto . 

Jl. Ronggo Warsito No.123 , Kaltim
Indonesia
INA +62

19 September 2017 Miss Ananda Nur Ysf yang terhormat, 

Rekening Gabungan Baru No: 32133988587. 


Dengan gembira kami mengkorfirmasi rekening gabungan baru Anda bersama Mr Ivan Wibisena, dan bersama ini meiampirkan dokumen-dokumen keterangan. Kartu debit Anda akan dikirim secara terpisah. 

. Kami dari Rhie Juvenisme Bank sangat bangga akan pendekatan pribadi terhadap para klien Silakan menghubungi saya bila Anda membutuhkan sesuatu dan saya akan berusaha membantu sebisanya. Tak ada hal yang sepele di mata saya. 

‘ 

Hormat saya, 

Andreas Ardyansyah
Head of Customer Relations 



Rhie Juvenisme Bank 
Jl. Yos Sudarso 1, Kaltim
indonesia, INA +62

Miss Ananda Nur Ysf  
Perum Apt Pranoto
Jl. Ronggo Warsito, Kaltim
Indonesia, INA +62

12 Desember 2017

Miss Ananda Nur Ysf yang terhormat; 

Terima kasih atas surat Anda tertanggal 9 Desember sehubungan dengan rekening gabungan Anda bersama Mr Ivan Wibiseana.Saya setuju bahwa antara bank dan nasabah harus tercipta suasana. persahabatan serta kerjasama, dan untuk meniawab Pertanyaann Anda, warna kesukaan saya adalah merah. 



Namun saya menyesal tak bisa mengganti kata-kata pada laporan rekening mendatang sesuai permintaan Anda Kata yang akan ditulis pada rekening mendatang adalah Prada, Indonesia dan tak bisa diganti dengan Rekening Gas. 



Hormat saya, 

Andreas Ardyansyah
Head of Customer Relations 



Rhie Juvenisme Bank
Jl. Yos Sudarso 1 , Kaltim
Indonesia, INA +62



Miss Ananda Nur Ysf 
Perum Apt Pranoto
Jl. Ronggo Warsito no.123, Kaltim
Indonesia, INA +62

7 Janu'ari 2018 Miss Ananda Nur Ysf yang terhormat.

Terima kasih atas surat Anda tertanggal 4 Januari sehubungan rekening gabungan Anda bersama Mr Ivan Wibisena, juga atas kirimanman cokelat yang terpaksa harus saya kembalikan. Saya setuju memang sulit sekali mengingat-ingat pembelian-pembelian kecil, dan ikut prihatin mendengar kesalahpahaman yang timbui diantara Anda berdua. 

Sayang sekali, kami tak bisa membagi laporan rekening menjadi dua seperti usul Anda, dan mengirim sebagian untuk Anda dan separo untuk Mr Ivan Wibisena serta merahasiakannya di antara kita berdua. Semua pemasukan dan pengeluaran harus ditampilkan secara gabungan. Karena itulah rekening itu dinamakan rekening gabungan. 

Hormat saya, 

Andreas Ardiansyah
Head of Customer Relations 



OKE. Jangan panik. Aku mampu melakukannya. Jelas bisa. Ini hanya masalah menggeser ke kirr sedikit, dan mengangkat sedikit, dan mendorong lebih kuat” maksudku, ayolah. Sesulit _ apa sih memasukkan lemari koktail kc dalam taksi online Kurir  KUASA Sangatta? 

' Aku merangkul kayu mengilap itu dengan lebih kuat, menarik napas dalam-dalam, dan sekali lagi mendorongnya tanpa hasil. Saat itu hari musim hujan di Sangatta Vilage, dengan langit biru cerah dan udara dingin menusuk tajam sehingga setiap hela napas membuatmu terkesiap, dan orang-orang berkeliaran di balik syal penutup leher. Tapi aku berkeringat. Wajahku merah padam dan rambutku berhamburan keluar dari topi Cossack-ku yang baru, menutupi mataku, dan aku tahu semua orang yang sedang duduk di dekat jendela Gummy's Cafe di seberang jalan mengamatiku dengan geli. 

Tapi aku tak akan menyerah. Aku tahu aku pasti bisa. 

Harus bisa, karena aku tak akan mau membayar ongkos kirim yang sangat besar padahal aku tinggal di pojok jalan. 

”Tak bakal masuk.” kata driver taksi Kurir KUASA Sangatta melongok dari jendela dan menatapku melotot tajam.

”Bisa.’ Dua kakinya sudah masuk...” Aku mendorong lagi dengan susah payah. Kalau saja aku bisa memaksa masuk dua kaki lainnya. Rasanya seperti membawa kucing ke dokter hewan. 

”Lagi pula aku tidak diasuransi,” tambahnya. 

”Tidak jadi soal! Hanya dua jalan dari sini kOk. Nanti biar kupegangi terus. Tak apa-apa.” 'Pengemudi taksi mengangkat alis dan mengangkat kedua bahunya.

”Kaupikir kau bisa masuk bersama benda itu?” 

”Sempit sedikit tidak apa-apa! Pokoknya bisa!” Dengan putus asa aku mendorong lemari koktail itu lagi, dan benda itu tersangkut kursi depan. 

”Hei! Kalau taksiku rusak, kau harus bayar.” 

”Maaf,” ujarku terengah. ”Oke, dengar, akan kukeluarkan lagi. Kurasa tadi sudutnya saja yang keliru masuk duluan-” 

Dengan sangat hati-hati aku mengeluarkan bagian bawah lemari 1tu dari dalam taksi dan menempatkannya kembali di trotoar. 

”Memangnya itu benda apa sih?” 

”Ini lemari koktail tahun 1930an! Lihat, bagian atasnya bisa dibuka...” Aku melepas kaitan sayap lcmari dan dengan bangga memamerkan rak-rak kaca art deco di dalamnya. ’Di sini kau meletakkan gelas... dan di situ tempat dua shaker koktail.. 

Aku mengelus lemari itu lagi dengan kagum. Begitu melihatnya di jendela etalase Rhie Antiques tadi, aku langsung tahu aku harus memilikinya.‘ Maksudku, aku tahu Ivan dan aku pernah bersepakat untuk tidak memheli perabot lagi untuk apartemen kami tapi tentunya ini suatu pengecualian. Lemari koktail sungguhan, seperti yang ada di film-film Fred Astaire dan Ginger Rogers! Lemari ini bakal mengubah malam-malam kami. Setiap malam Ivan dan aku akan  mencampur martini dan berdansa diiringi lagu-lagu lama, sambil menikmati matahari terbenam. Suasananya pasti romantis! Kami ,hanya perlu membeli gramofon tua yang bertanduk Besar itu, dan mulai mengoleksi lagu-lagu tahun 70-an, dan aku akan mengenakan gaun-gaun vintage yang indah. 

Dan mungkin orang-orang akan mampir setiap malam untuk minum koktail. Kami akan 'dikenal karena acara malam hari kami yang menyenangkan. Rhie Juvenisme News bakal menulis artikel tentang .kami! Ya! Acara koktail kembali digandrungi dengan nuansa yang lebih  elegan di Sangatta Village. 
Pasangan Sundanese  Ananda Nur Ysf dan Ivan Wibisena yang keren.

Terdengar bunyi pintu taksi dibuka dan dengan linglung aku menengadah, melihat si pengemud1 keluar. 

”,Oh terima kasih,” ujarku penuh syukur. ”Aku memang perlu bantuan. Kalau kau punya tali, kita bisa mengikatnyg di atap” 



”Tak ada atap. Tak bisa diangkut. ” Dia membanting pintu penumpang dan dengan ngeri aku lihatnya kembali ke balik kemudi. . 

”Kau tak boleh pergi begitu saja! Begitu hukumnya! Kau harus mangantarku. Wali Kota bilang begitu!” 

”Wali Kota tidak bilang apa-apa soal lemari koktaii. ’ Dia mendelik dan menyalakan mesin. 

”Tapi bagaimana aku bisa membawa pulang lemari ini?” teriakku kesal. ”Tunggu! kembalilah!." Tapi taksi itu sudah meluncur, meninggalkan aku berdiri di trotoar sambil merangkul lemariku daif bertanya-tanya harus berbuat apa. 

Baiklah. Berpikirlah dengan jernih. Mungkin aku bisa membawanya ke rumah. Jaraknya kan tidak terlaiu jauh. . . 

Aku merentangkan lenganku selebar mungkin, dan berhasil memeluk kedua sisi lemari. Pelan-pelan aku mengangkatnya dari jalan, maju selangkah dan langsung meletakkannya lagi. Astaga, berat sekali. Rasanya ada uratku yang terkilir. 

Oke, mungkin aku tak bisa Iagi mengangkatnya. Tapi aku masih bisa membawanya pulang dengan mudah. . Kalau aku bisa menggerakkan sepasang kakinya ke depan sedikit saja... lalu kaki lainnya... Ya. Pasti berhasil. Memang agak lama, tapi kalau aku bergerak terus” .kalau aku bisa bergerak sesuai irama... ‘ 

Sebelah kiri maju dan Sebelah kanan maju... Yang panting aku tak usah memikirkan berapa jarak yang sudah kutempuh, tetapi terus melangkah maju. Barangkali sebentar lagi aku sudah sampai di rumah. 

Dua cewek' remaja dengan mantel tebal berjalan melewatiku dan terkikik, tapi aku terlalu sibuk untuk memedulikan mereka. _

Sebelah kiri maju... Sebelah kanan maju... 

”Permisi,” tegur suara yang tajam. ”Tolong jangan menghalangi trotoar.” Aku menoleh-dan dengan ngeri melihat seorang wanita mengenakan ' topi bisbol dan sepatu karet sedang menghampiriku bersama sekitar sepuluh ekor anjing dalam berbagai bentuk dan ukuran. . 

Ya Tuhan. Aku tak mengerti, kenapa orang tidak mengajak jalan-jalan anjing milik mereka sendiri? Maksudku, kalau orang tak suka jalanjalan, mengapa tidak memelihara kucing saja? Atau setangki ikan tropis? 

Dan sekarang anjing-anjing itu mengerubutiku. , Semua menggonggong dan menyalak sambil menarik-narik rantai mereka... Dan, tak bisa dipercaya! Seeker anjing pudel mengangkat kakinya di lemari koktailku yang indah! ' 

”Hentikan!” jeritku. ”Singkirkan anjing itu!” 

”Ayo, Nero,” ujar wanita itu sambil menarik anjingnya dan melontarkan tatapan jahat padaku. 

Oh, betul-betul payah. Coba lihat sejauh apa aku bergerak. Aku bahkan belum melewati tepi . jendela etalase Rhie Antiques, padahal aku sudah kecapekan. 


”Jadi,” tegur sebuah suara di belakangku. ”Mungkin akhirnyaa Anda mau lemari itu dikirim saja?” 

Aku menoleh pada Rhie Yadie, pemilik Rhie Art Clasic, yang sedang bersandar di ambang pintu tokonya dalam setelan jas dan dasinya Yang rapi. 

”Entahlah.” Aku bersandar pada lemari koktail itu dan mencoba bersikap tak peduli. Seolah aku punya banyak pilihan, termasuk berdiri di trotoart
 itu beberapa lama lagi. ”Mungkin.” . 

”satu juta lima puluh  : ke mana pun di Kaltim.” ‘ 

Tapi tempat tinggalku bukan di mana pun di Kaltim! ingin aku melolong begitu. Tempat tinggalku hanya Eli ujung jalan! 

Rhie  tersenyum puas. Dia tahu dia menang. 

”Oke.” Akhirnya aku mengakui kekalahanku. ”Mungkin itu ide bagus.” 

Aku mengamati Rhie  memanggil seorang pria bercelana jeans yang dengan menyebalkan datang lalu mengangkat lemari itu seolah lemari itu terbuat dari kertas lalu aku membuntuti mereka masuk ke dalam toko yang hangat dan berantakan, dan mulai melihat-lihat ke sekeliling lagi padahal baru sepuluh menit yang lalu aku meninggalkan tempat itu. Aku betul-betul menyukai tempat ini.  ke mana pun kau menoleh, selalu ada sesuatu yang kau inginkan. Misalnya kursi berukir yang indah itu, dan penutup sofa dari beludru dengan lukisan tangan... Dan lihatlah jam besar 














Komentar

Postingan populer dari blog ini

KANCA EDAN

CAH BAGUS